Tahun 2014 menjadi tahun yang ditunggu – tunggu oleh masyarakat
Indonesia, karena pada tahun tersebut kita akan mendapatkan seorang pemimpin
negara yang baru, pemimpin negara yang akan menuntun kita menuju sebuah
kemajuan atau bahkan kemunduran, seorang pemimpin yang akan memperkenalkan
Indonesia ke tingkat Internasional baik itu dalam hal yang terlihat bagus ataupun hal yang buruk. Dan kesemua
hal itu tergantung dari diri kita sendiri. Mengapa ? karena di tangan kitalah pemimpin
tersebut akan terpilih, kita sebagai rakyat Indonesia yang mempunyai suara sah
dengan ketentuan tertentu adalah yang mempunyai
kuasa.
Siapakah orang yang berhak diangkat menjadi pemipin dari negara dengan
240 juta lebih jiwa ini ? yang menjadi permasalahan adalah, sudahkah kita tahu
siapa pemimpin yang akan kita angkat ? pemipin yang akan membawa kehidupan
kenegaraan kita kedepan. Pantaskah dia ? apa yang dia punya ? semua pertanyaan
itu tentu bisa kita jawab sendiri sendiri. Sebagian orang pasti sudah punya
pilihan tersendiri soal siapa yang akan dia pilih nantinya, sebagian orang lagi
belum mengetahui siapa yang akan dipilihnya, dan sebagian orang lagi malah
memilih cuek atau istilahnya masa bodo
dengan pemimpin kita nanti, istilah yang dipakai untuk orang-orang seperti ini dalam ilmu politik disebut golput, yang
berarti golongan putih. Atau tidak memihak kepada siapapun.
Dalam hal golput ini, masih terbagi lagi. Ada yang memilih golput karena
memang dia merasa siapapun pemimpin yang naik tak akan merubah apapun yang
sudah terjadi pada negara ini. Ada lagi yang memilih golput karena calon
pemimpin yang dia inginkan tidak maju dalam pemilihan presiden, makanya dia pun
memilih golput dengan alasan pasrah atau memilih melepaskan hak pilihnya.
Bersikap golput atau abstain ini sebenarnya
tidak dilarang, tidak diatur dalam hukum bagi orang yang memilih untuk bersikap
abstain. Namun dalam tanggung jawab moral, sikap abstain ini adalah sebuah
kesalahan.
Mengapa demikian ? karena apabila seorang pemimpin yang misalnya nanti
akan menjadi pemimpin negara, dan malah membuat negara ini semakin terpuruk,
maka semua pemilih termasuk pemilih yang golput pun patut disalahkan. Mengapa dia
lebih memilih untuk menyia-nyiakan hak pilih yang dia punya ? bukankah lebih
baik apabila dia menyumbangkan suara atau hak pilih yang dia punya kepada calon
pemimpin yang lain selain daripada pemimpin yang sekarang menjadi pemimpin
negara ? mungkin mereka punya pertimbangan-pertimbangan lain, tapi menurut pandangan
pribadi saya, perilaku golput atau abstain merupakan sebuah tindakan yang
salah. Saya pernah mendengar kicauan teman saya di jejaring sosial di twitter, saat itu sedang berlangsung
Pemilukada Jawa Timur. Dia berkata “daripada memilih golput dan dilihat salah, mending nyoblos tapi semua
pasangan calon dicoblos. Sama aja gak sah kan ?”. Sikap seperti ini juga
sama saja dengan golput, sama sama tidak punya tanggung jawab moral. Timbul
pertanyaan, tapi kan yang namanya demokrasi bebas dong ?
Satu hal yang saya ingin katakan, demokrasi tidak sama dengan kebebasan. Dalam
buku “Berani Mengubah” karya Pandji Pragiwaksono, dikatakan bahwa sebagai sebuah
sistem politik, demokrasi berarti mengharuskan rakyat untuk mencari sosok
pilihan yang akan maju untuk mencalonkan diri, lalu dipilih oleh masyarakat
yang lebih luas untuk bekerja bagi kebaikan rakyat juga. Pertanyaan kemudian,
bagaimana kalau ternyata rakyat tidak tahu apa yang baik untuk dirinya sehingga
memilih orang yang salah ? Tahukah anda, bahwa Adolf Hitler adalah seseorang
yang dipilih berdasarkan pemilu ? lihat hasil yang dibawa oleh Hitler ! Masalahnya
di Indonesia, kita sebagai rakyat belum terlalu tahu apa yang terbaik bagi diri
kita. Contohnya, banyak partai-partai yang dalam pemilu mengangkat artis-artis
atau selebriti menjadi calon legislatif. Kita sebagai pemilih, kebanyakan hanya
memandang dari segi popularitas tanpa pernah tahu kompetensi apa yang mereka
punya.
Memang harus diakui, popularitas mengalahkan segalanya. Bagaimana cara
mengatasinya ? pilihannya adalah pencerdasan masyarakat. Kita diberikan pilihan
dalam memilih, pilihlah yang benar benar berkualitas, berkompetensi, meskipun
itu adalah pilihan yang sulit. Kalaupun anda memilih golput, itu adalah pilihan
yang mudah, sangat teramat mudah. Kedewasaan
seseorang datang dari kemauan untuk mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Memilih
berarti kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih. Dan itu adalah
sikap seorang True Gentleman. Tidak memilih
atau golput, berarti kita tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi
setelahnya. Namun ingatlah, ketidakpedulian kita akan membawa korban, dan
korbannya adalah kita sendiri, rakyat Indonesia. Maka dari itu, mari kita sama
sama tingkatkan tanggung jawab moral dalam diri kita, ingat ! Sikap kita akan
menentukan kemana bangsa ini akan berjalan, kemana bangsa ini nantinya akan
sampai. Apakah ke tempat tinggi yang diagung-agungkan, ataukah ke tempat yang
paling gelap dan dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar