Senin, 21 Oktober 2013

Artikel : Tanggung Jawab Moral

Tahun 2014 menjadi tahun yang ditunggu – tunggu oleh masyarakat Indonesia, karena pada tahun tersebut kita akan mendapatkan seorang pemimpin negara yang baru, pemimpin negara yang akan menuntun kita menuju sebuah kemajuan atau bahkan kemunduran, seorang pemimpin yang akan memperkenalkan Indonesia ke tingkat Internasional baik itu dalam hal yang  terlihat bagus ataupun hal yang buruk. Dan kesemua hal itu tergantung dari diri kita sendiri.  Mengapa ? karena di tangan kitalah pemimpin tersebut akan terpilih, kita sebagai rakyat Indonesia yang mempunyai suara sah dengan ketentuan tertentu adalah yang mempunyai  kuasa.  

Siapakah orang yang berhak diangkat menjadi pemipin dari negara dengan 240 juta lebih jiwa ini ? yang menjadi permasalahan adalah, sudahkah kita tahu siapa pemimpin yang akan kita angkat ? pemipin yang akan membawa kehidupan kenegaraan kita kedepan. Pantaskah dia ? apa yang dia punya ? semua pertanyaan itu tentu bisa kita jawab sendiri sendiri. Sebagian orang pasti sudah punya pilihan tersendiri soal siapa yang akan dia pilih nantinya, sebagian orang lagi belum mengetahui siapa yang akan dipilihnya, dan sebagian orang lagi malah memilih cuek atau istilahnya masa bodo dengan pemimpin kita nanti, istilah yang dipakai untuk orang-orang seperti  ini dalam ilmu politik disebut golput, yang berarti golongan putih. Atau tidak memihak kepada siapapun.  

Dalam hal golput ini, masih terbagi lagi. Ada yang memilih golput karena memang dia merasa siapapun pemimpin yang naik tak akan merubah apapun yang sudah terjadi pada negara ini. Ada lagi yang memilih golput karena calon pemimpin yang dia inginkan tidak maju dalam pemilihan presiden, makanya dia pun memilih golput dengan alasan pasrah atau memilih melepaskan hak pilihnya. 
Bersikap golput atau abstain ini sebenarnya tidak dilarang, tidak diatur dalam hukum bagi orang yang memilih untuk bersikap abstain. Namun dalam tanggung jawab moral, sikap abstain ini adalah sebuah kesalahan.

Mengapa demikian ? karena apabila seorang pemimpin yang misalnya nanti akan menjadi pemimpin negara, dan malah membuat negara ini semakin terpuruk, maka semua pemilih termasuk pemilih yang golput pun patut disalahkan. Mengapa dia lebih memilih untuk menyia-nyiakan hak pilih yang dia punya ? bukankah lebih baik apabila dia menyumbangkan suara atau hak pilih yang dia punya kepada calon pemimpin yang lain selain daripada pemimpin yang sekarang menjadi pemimpin negara ? mungkin mereka punya pertimbangan-pertimbangan lain, tapi menurut pandangan pribadi saya, perilaku golput atau abstain merupakan sebuah tindakan yang salah. Saya pernah mendengar kicauan teman saya di jejaring sosial di twitter, saat itu sedang berlangsung Pemilukada Jawa Timur.  Dia berkata “daripada memilih golput dan dilihat salah, mending nyoblos tapi semua pasangan calon dicoblos. Sama aja gak sah kan ?”. Sikap seperti ini juga sama saja dengan golput, sama sama tidak punya tanggung jawab moral. Timbul pertanyaan, tapi kan yang namanya demokrasi bebas dong ?

Satu hal yang saya ingin katakan, demokrasi tidak sama dengan kebebasan. Dalam buku “Berani Mengubah” karya Pandji Pragiwaksono, dikatakan bahwa sebagai sebuah sistem politik, demokrasi berarti mengharuskan rakyat untuk mencari sosok pilihan yang akan maju untuk mencalonkan diri, lalu dipilih oleh masyarakat yang lebih luas untuk bekerja bagi kebaikan rakyat juga. Pertanyaan kemudian, bagaimana kalau ternyata rakyat tidak tahu apa yang baik untuk dirinya sehingga memilih orang yang salah ? Tahukah anda, bahwa Adolf Hitler adalah seseorang yang dipilih berdasarkan pemilu ? lihat hasil yang dibawa oleh Hitler ! Masalahnya di Indonesia, kita sebagai rakyat belum terlalu tahu apa yang terbaik bagi diri kita. Contohnya, banyak partai-partai yang dalam pemilu mengangkat artis-artis atau selebriti menjadi calon legislatif. Kita sebagai pemilih, kebanyakan hanya memandang dari segi popularitas tanpa pernah tahu kompetensi apa yang mereka punya.

Memang harus diakui, popularitas mengalahkan segalanya. Bagaimana cara mengatasinya ? pilihannya adalah pencerdasan masyarakat. Kita diberikan pilihan dalam memilih, pilihlah yang benar benar berkualitas, berkompetensi, meskipun itu adalah pilihan yang sulit. Kalaupun anda memilih golput, itu adalah pilihan yang mudah, sangat teramat mudah.  Kedewasaan seseorang datang dari kemauan untuk mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Memilih berarti kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih. Dan itu adalah sikap seorang True Gentleman. Tidak memilih atau golput, berarti kita tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi setelahnya. Namun ingatlah, ketidakpedulian kita akan membawa korban, dan korbannya adalah kita sendiri, rakyat Indonesia. Maka dari itu, mari kita sama sama tingkatkan tanggung jawab moral dalam diri kita, ingat ! Sikap kita akan menentukan kemana bangsa ini akan berjalan, kemana bangsa ini nantinya akan sampai. Apakah ke tempat tinggi yang diagung-agungkan, ataukah ke tempat yang paling gelap dan dalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar