Selasa, 12 November 2013

Piala


Ya, sebuah piala. Namun itu bukanlah hanya sekedar sebuah piala, piala itu melambangkan sebuah kerja keras, kekompakan, semangat, dan doa. Sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang disayangi, namun lebih kepada sesuatu yang sangat dibanggakan. Cerita tentang piala ini berawal pada bulan Maret 2013, saat saya pindah kelas dari kelas saya yang lama bergabung dengan kelas 2KA25. Bertepatan dengan saat itu, akan dilaksanakan sebuah event dengan tajuk “HIMSI CUP”. Kejuaraan Futsal yang diadakan oleh HIMSI (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi). Saya yang notabene merupakan mahasiswa baru di kelas itu diajak oleh kawan-kawan agar bergabung dengan tim kelas dan mengikuti kejuaraan tersebut. Dengan senang hati, saya pun mengikutinya

Awal pertandingan kami di turnamen tersebut, kelas kami berhadapan dengan kelas 1KA06. Itu merupakan pertandingan yang sangat ketat, pertandingan berjalan seru dan saling kejar-kejaran angka. Namun berkat usaha dan dukungan kawan-kawan, kami berhasil menang dengan skor akhir 7-6. Berhasil lolos, kami pun memainkan pertandingan berikutnya melawan kelas 2KA02 pada keesokan harinya. 2KA02 merupakan tim unggulan pada turnamen ini, kami sempat merasa takut, benar saja. Saat pertandingan babak pertama, tim kami ketinggalan dengan skor 0-2. Namun lagi-lagi kembali berkat usaha dan kerja keras dari tim kami mampu membalikkan keadaan dan menang dengan skor 3-2 di akhir pertandingan.

Itu merupakan pertandingan yang sangat menguras tenaga, dan pikiran. Bagaimana tidak ? dalam pertandingan itu kami kehilangan seorang pemain yang harus dikartu merah oleh wasit. Jadi kami bermain dengan kekurangan satu pemain. Syukurnya Dewi Fortuna masih berada di pihak kami. Pertandingan itu juga diwarnai dengan riuh suporter kami di luar lapangan yang berdoa dengan koor dan penuh suara lantang, dan cara berdoa inilah yang nantinya akan terus dipakai suporter kami sampai ke pertandingan-pertandingan selanjutnya. Kemenangan dalam pertandingan tersebut membuat kami melaju ke babak berikutnya dan bertemu dengan tim 2KA13. Bertanding dalam hari yang sama, kelelahan sudah menjalar ke dalam tim, saya beserta teman-teman pemain yang lain mulai kekurangan tenaga. Tapi untungnya, dukungan dari teman-teman sekelas yang lain yang tidak ikut bermain mampu mengembalikan semangat tanding kami, ditambah dengan koor doa dari luar lapangan, rasanya semangat terus ada.

Pertandingan ini sangat seru, bukan karena hanya pertandingannya semata, namun juga karena dukungan suporter dari kedua tim yang sangat ramai. Pertandingan ini sempat memanas karena ada beberapa insiden kecil di dalamnya,

Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan

          Pada postingan sebelumnya, sudah dibahas tentang kalimat efektif. kalimat efektif yaitu Kalimat yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar. Pada postingan yang ini, akan dibahas tentang kalimat turunan. Apa itu kalimat turunan ?
           
           Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.

Begitu pula dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.

Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya :
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :
Kami mahasiswa Indonesia.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.

2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini :

Senin, 11 November 2013

Kalimat Efektif

Menurut Andayani, pengertian dari kalimat efektif sebagai berikut :
  • Adalah kalimat yang benar dan jelas dan dengan mudah dipahami orang lain
  • Disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya
  • Pembaca memahami apa yang  disampaikan
  • Kalimat yang tepat mewakili gagasan atau perasaan penyampai pesan dan sanggup memberikan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar.
  • Kalimat yang disusun dengan sadar dan sengaja untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.
  • Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan di sini adalah kejelasan informasi”.
  • Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan kata.
  • Kalimat efektif menggunakan pengertian yang logis sejalan dengan nalar yang tepat”

         Sedangkan E. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat :

(1) Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya;

(2) Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang 
dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?”  Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”

Sebelum kita membuat sebuah kalimat efektif maka kita harus terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

Diksi

Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain :

  • Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
  • Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
  • Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
  • Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :

1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.

2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.

3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada