Selasa, 31 Desember 2013

Sebuah Perjalanan

Minggu sore, 10 oktober 1993. Waktu menunjukkan pukul lima lewat empat puluh tujuh menit. Suara tangisan seorang bayi terdengar di ruang bersalin RSUD Kota Sorong, suara tangis yang membawa sebuah kebahagiaan bagi kedua orang tua si bayi. Kebahagiaan yang mungkin sangat tidak bisa dijelaskan seperti apa. Maklum, si bayi merupakan anak pertama dari pasangan suami-istri ini. kebahagiaan ini bukan hanya bagi kedua pasang suami-istri ini saja, tapi mungkin bagi seluruh keluarga besar mereka.

Ali Zainal Abidin Seknun, nama yang diberikan sang ayah kepada putra pertamanya itu. Nama yang katanya  diambil dari nama seorang Imam besar, dan tentunya nama yang juga memiliki sebuah doa dan pengharapan didalamnya.

Ya, itulah saya. Tumbuh dan besar di lingkungan keluarga yang sangat harmonis, dan tentunya mendapat kasih sayang yang penuh dari kedua orang tua membuat kehidupan saya di masa kecil sungguh terasa indah. Memiliki tiga orang adik, satu laki-laki dan dua orang perempuan, membuat saya menjadi seorang kakak yang harus mampu memimpin dan bertanggung jawab.

Sejak lahir saya tinggal di Kota Sorong, kota kelahiran saya. Sampai saya pertama kali memasuki dunia pendidikan dimulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK). TK AN-Ni’mah menjadi lembaga pendidikan pertama yang saya ikuti, saya masuk ke TK itu karena satu alasan, agar ibu saya dapat dengan mudah mengawasi saya. Karena jarak dari TK itu dekat dengan sekolah tempat ibu saya mengajar di salah satu sekolah menengah pertama yang ada disitu.

Kerangka Karangan

Kerangka karangan itu merupakan rencana penulisan. jika kita mempunyai sebuah ide untuk di catat dalam tulisan, kita perlu mencatat garis besar nya terlebih dahulu agar mudah dalam penenyusun nya. bagi penulis, kerangka karangan adalah cara awal untuk memulai penulisan nya agar mudah untuk dilanjutkan dan tentu tidak membuat pusing penulis.

Manfaat Kerangka Karangan
  • Untuk menyusun karangan secara teratur.
  • Mempermudah pembahasan tulisan.
  • Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
  • Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
  • Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
  • Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
  • Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.

Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.