Ya, sebuah
piala. Namun itu bukanlah hanya sekedar sebuah piala, piala itu melambangkan
sebuah kerja keras, kekompakan, semangat, dan doa. Sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang disayangi, namun lebih kepada sesuatu yang sangat dibanggakan. Cerita tentang piala ini berawal
pada bulan Maret 2013, saat saya pindah kelas dari kelas saya yang lama
bergabung dengan kelas 2KA25. Bertepatan dengan saat itu, akan dilaksanakan
sebuah event dengan tajuk “HIMSI CUP”. Kejuaraan Futsal yang diadakan oleh
HIMSI (Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi). Saya yang notabene merupakan
mahasiswa baru di kelas itu diajak oleh kawan-kawan agar bergabung dengan tim
kelas dan mengikuti kejuaraan tersebut. Dengan senang hati, saya pun
mengikutinya
Awal
pertandingan kami di turnamen tersebut, kelas kami berhadapan dengan kelas
1KA06. Itu merupakan pertandingan yang sangat ketat, pertandingan berjalan seru
dan saling kejar-kejaran angka. Namun berkat usaha dan dukungan kawan-kawan,
kami berhasil menang dengan skor akhir 7-6. Berhasil lolos, kami pun memainkan
pertandingan berikutnya melawan kelas 2KA02 pada keesokan harinya. 2KA02
merupakan tim unggulan pada turnamen ini, kami sempat merasa takut, benar saja.
Saat pertandingan babak pertama, tim kami ketinggalan dengan skor 0-2. Namun
lagi-lagi kembali berkat usaha dan kerja keras dari tim kami mampu membalikkan
keadaan dan menang dengan skor 3-2 di akhir pertandingan.
Itu merupakan
pertandingan yang sangat menguras tenaga, dan pikiran. Bagaimana tidak ? dalam
pertandingan itu kami kehilangan seorang pemain yang harus dikartu merah oleh
wasit. Jadi kami bermain dengan kekurangan satu pemain. Syukurnya Dewi Fortuna
masih berada di pihak kami. Pertandingan itu juga diwarnai dengan riuh suporter
kami di luar lapangan yang berdoa dengan koor dan penuh suara lantang, dan cara
berdoa inilah yang nantinya akan terus dipakai suporter kami sampai ke
pertandingan-pertandingan selanjutnya. Kemenangan dalam pertandingan tersebut
membuat kami melaju ke babak berikutnya dan bertemu dengan tim 2KA13. Bertanding
dalam hari yang sama, kelelahan sudah menjalar ke dalam tim, saya beserta
teman-teman pemain yang lain mulai kekurangan tenaga. Tapi untungnya, dukungan
dari teman-teman sekelas yang lain yang tidak ikut bermain mampu mengembalikan
semangat tanding kami, ditambah dengan koor doa dari luar lapangan, rasanya
semangat terus ada.
Pertandingan
ini sangat seru, bukan karena hanya pertandingannya semata, namun juga karena dukungan
suporter dari kedua tim yang sangat ramai. Pertandingan ini sempat memanas
karena ada beberapa insiden kecil di dalamnya,