Selasa, 10 Juni 2014

Resensi Buku


Judul                  : Budaya, Masyarakat dan Manusia Indonesia
Pengarang          : Mochtar Lubis
Penerbit             : Yayasan Obor Indonesia
Tahun Terbit      : Maret 1992
Tebal Buku        : xxiv + 302 halaman, 21 cm


“Buku ini yang diberi judul Budaya, Masyarakat dan Manusia Indonesia menyentuh amat banyak berbagai segi permasalahan budaya, masyarakat dan manusia terutama di tanah air kita sendiri, tetapi juga di dunia internasional. Yang disentuh dalam tulisan-tulisan ini amat luasnya, dari sebutir padi hingga matahari, dari setetes percikan air sampai ke lapisan ozon yang robek di atas Kutub Selatan, dari harapan yang menggembirakan, hingga getaran yang menggetirkan. Semuanya memaksa kita untuk merenung dan memikirkannya, dan siapa tahu untuk juga berbuat.”

Satu bait penggalan paragraf diatas merupakan penilaian dari salah satu pembaca yang buku ini yang saya temukan di suatu forum pencinta buku. Pujian terhadap buku ini memang sangat banyak sekali, mengingat yang menulis buku ini adalah seorang penulis yang sangat disegani di Indonesia, Mochtar Lubis. Buku ini diterbitkan pada tahun 1992, atau kurang lebih dua puluh dua tahun dari sekarang. Buku ini juga terbit pada masa pemerintahan orde baru yang kita semua tahu pada saat itu media cetak ataupun segala macam buku yang ingin diterbitkan harus melalui pengawasan yang ketat dari pemerintah. Karena pemerintah saat itu tidak ingin ada hal-hal yang mengusik, termasuk media yang ingin mengkritisi kinerja pemerintah yang saat itu ditutup dengan alasan stabilitas keamanan nasional.

Buku ini membahas tentang cara pandang seorang Mochtar Lubis tentang bagaimana cara hidup, cara berpikir, cara bertindak dan cara berperilaku masyarakat Indonesia pada saat itu. Buku ini sebenarnya berisi tentang kumpulan catatan-catatan beliau yang dimuat dalam ruang Catatan Kebudayaan majalah sastra Horison, mulai dari bulan Juli 1966 – November 1991. Kurang lebih sekitar 25 tahun beliau menuliskan atau mencatat perilaku berbudaya masyarakat Indonesia, sebenarnya tidak hanya tindak tanduk yang terjadi Indonesia saja yang beliau catat. 

Beberapa kejadian dan budaya dari negara lain juga tidak luput dari perhatian beliau yang dimasukkan kedalam buku ini. Salah satu yang menurut saya membuat buku ini sangat patut untuk dibaca adalah para penulis hebat lain yang turut memberikan kata pengantar pada buku ini. Tidak tanggung-tanggung, tiga orang penulis besar memberikan kata pengantarnya. WS Rendra, Ramadhan K.H dan juga Jakoeb Oetama.

Buku ini juga mencerminkan perjuangan Mochtar Lubis di dalam usahanya untuk mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Ada pun inti dari perjuangan adalah menegakkan kedaulatan dan mutu kesadaran manusia Indonesia yang terhalang dinamikanya oleh kenyataan politik yang tidak demokratis dan feodal-agraris.” – WS Rendra.


Mochtar Lubis sebagai seorang wartawan sangat intensif perhatiannya pada kebudayaan. Karakter bangsa dan sikap rasional dinilainya sebagai kondisi kultural yang sangat berperan untuk menggerakkan kemajuan, memelihara momentumnya dan memberikan rohnya. Dalam pemikiran kebudayaannya, ia menempatkan martabat kemanusiaan sebagai pangkal tolak dan tujuan sentral. Ia menggugat manusia” – Jakoeb Oetama

Yang sudah menjadi ciri khusus pada Mochtar Lubis adalah bahwa ia tiada jemu menggugah kita tentang kebebasan berpikir, kebebasan menyatakan pendapat, demokrasi, soal hak asasi manusia, soal membela orang kecil, menghormati wanita, menuntut keadilan, pemerataan, melawan penjajahan, soal membongkar kepalsuan dan kejahatan. Itu buah pikiran dan tekadnya yang sudah digenggamnya, tanpa takut dan tanpa jera pula ia mengemukakannya. Ia lakukan dengan lurus dan penuh dengan keberanian.” – Ramadhan K.H.

Dengan adanya buku ini, saya kira kita dapat menarik satu napak tilas pembelajaran sejarah tentang cara hidup kultural masyarakat yang tersusun rapih melalui catatan-catatan yang beliau utarakan dalam tulisannya. Disusunnya tulisan-tulisan Mochtar Lubis berdasarkan dengan urutan waktu, memberikan gambaran sejarah akan menjadi bahan pengamatan atau penelitian tentang masyarakat Indonesia yang sangat-sangat berguna dan berharga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar