1. Pengertian dan Fungsi Budaya
Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi
Dalam buku Handbook of Human
Resource Management Practice oleh Michael Armstrong pada tahun 2009, budaya
organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan
asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku
dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan.
Banyak pakar yang menyebutkan
fungsi dari budaya organsasi yang di kutip oleh Aan komariah dan Triatna, salah
satunya adalah Robins mencatat lima fungsi budaya organisasi yaitu:
1. Membedakan satu organisasi
dengan organisasi yang lain.
2. Meningkatkan sense of identity
anggota
3. Meningkatkan komitmen bersama.
4. Menciptakan stabilitas sistem
social.
5. Mekanisme pengendalian yang
terpadu dan membentuk sikap dan perilaku
karyawan.
2. Tipologi Budaya Organisasi
Selain esensi dan fungsi-fungsi
yang dikemukakan diatas, perilaku para anggota suatu organisasi juga ditentukan
oleh pilihan manajemen atas tipe budaya yang dianut. Dari teori tentang budaya
organisasi, menurut Siagian (2002:200-201) diketahui empat tipe budaya
organisasi, yaitu:
a. Tipe akademi
Dalam organisasi, para anggotanya
diharapkan atau bahkan dituntut untuk menampilkan prestasi yang semaksimal
mungkin.
b. Tipe klub
Seorang anggota organisasi yang
baik diharapkan memenuhi kriteria kecocokan, loyalitas, dan komitmen.
c. Tipe tim olah raga
Dalam organisasi keberhasilan
akan diraih apabila para anggotanya mampu bekerja sebagai tim dan bukan selaku
’pemain individual’.
d. Tipe benteng
Organisasi dimaksudkan untuk keamanan
para anggota organisasinya.
3. Kreativitas Individu dan Team
Proses Inovasi
Kreativitas dengan inovasi itu
berbeda. Kreativitas merupakan pikiran
untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sedangkan inovasi adalah melakukan
sesuatu yang baru. Hubungan
keduanya jelas. Inovasi merupakan
aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan
kata lain, kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi
adalah variabel tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan
yang meliputi strategi, taktik, dan eksekusi.
Dalam pitching
konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa secara
konseptual apa yang disodorkan agency
bagus, tetapi strategi itu tak berdampak
pada perusahaan karena
mandek di tingkat eksekusi.
Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi eksekusinya
harus melibatkan banyak orang, mulai dari
atasan hingga bawahan. Di sinilah
mulai ada gesekan antarkaryawan, beda persepsi hingga ke sikap penentangan.
Itu sebabnya, tak ada perusahaan
yang mampu berinovasi secara
konsisten tanpa dukungan karyawan yang bisa memenuhi
tuntutan persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan,
perusahaan-perusahaan inovator sangat
memperhatikan masalah pelatihan karyawan, pemberdayaan, dan juga sistem
reward untuk meng-create daya pegas inovasi.
Benih-benih inovasi akan tumbuh baik
pada perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan, dan mendorong
ke arah ide-ide bagus. Melalui program pelatihan, sistem reward, dan
komunikasi, perusahaan terus berusaha
untuk mendemokratisasikan inovasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar